Saturday, October 5, 2024

15?

 

15?

”Pada Kenyataannya Kita Hanya Sebatas Bertemu, Bukan untuk Bersatu”

Karya : Anggun D.F.Hia

Kelas 9 2024



Agatha, seorang gadis paling ceria di SMA XXX, memiliki banyak teman, tetapi ada satu orang yang sangat dekat dengannya, yaitu Alesha. Suatu malam minggu, saat teman-temannya sibuk dengan pacar masing-masing, Agatha merasa kesepian. Ia merebahkan diri di kasur sprei Barbie favoritnya sambil merenung, "Main game aja deh, daripada nunggu Alesha selesai, malam minggu ini pasti curhatan aku tidak dibalas-balas."

Setelah beberapa saat bermain game, Agatha semakin merasa bosan. "Hidupku kok gini-gini aja, bosen banget. Pacar nggak ada, gebetan pun nggak ada. Apa nggak ada yang mau dekat sama aku?"

Tiba-tiba, notifikasi di handphone-nya berbunyi.

Zeo: "Broo, mabar yuk! Gua gendong!" 

Agatha: "Gak mau, main sendiri aja." 

Zeo: "Nanti gak ada yang gendong lagi buat push rank." 

Agatha: "Gak peduli."

Dalam hatinya, Agatha berpikir, bagaimana orang mendekatinya jika ia sendiri tidak mau didekati?

Keesokan harinya, saat MPLS di SMA XXX, Agatha terbangun terlambat, hanya memiliki waktu 20 menit untuk bersiap-siap. Begitu sampai di sekolah, ia dihukum oleh kakak OSIS, Marcello, karena tidak mengenakan ikat pinggang SMA. "Besok jangan sampai terulang lagi, ya," ujar Marcello tegas.

"Iya kak, maaf ya. Besok pakai ikat pinggang SMA," jawab Agatha canggung. Sejak saat itu, Agatha merasa canggung setiap kali berpapasan dengan Marcello.

Untungnya, Agatha mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Ia berteman dengan Chloe dan Leah. Leah adalah anak yang populer di sekolah karena sering menyumbang untuk kegiatan sekolah. Namun, gossip tentang Agatha yang "sok asik" dengan anak-anak populer itu menyebar hingga ke telinga Marcello.

Satu minggu yang lalu, saat Agatha tidak membawa topi untuk Upacara Bendera, ia menemukan sebuah topi dengan tulisan "cel" di dalam lokernya. "Hah, cel? Siapa ya? Rasanya aku belum kasih nama pada topi ini. Kayaknya ada yang mau ngerjain aku deh." Meskipun bingung, ia terpaksa mengenakan topi tersebut agar tidak dihukum.

"Sekarang anak yang pakai sabuk SMP itu dekat sama Leah, mantan gua?" ujar Marcello kepada teman-teman OSIS-nya. "Emang, anak itu centil," jawab Jerome. "Gua lihat, anaknya lucu, enggak gitu?" tanya Marcello. "Cinta ya lo sama anak itu?" Leon menimpali sambil tertawa. "Kayaknya sih," jawab Marcello. "Kejar mumpung jomblo!" seru Fiona.

Di siang hari, di Twitter OSIS, ada postingan yang menyatakan, "Untuk rumor yang tentang Agatha pansos ke Leah itu bohong ya. Dia gak ada niat pansos ke siapapun." Postingan itu mendapat banyak like dari siswa-siswa SMA.

"Ehemm, ada yang bela tuh di Twitter," kata Chloe kepada Agatha. Wajah Agatha memerah mendengar itu. "Biasa aja deh, paling kakak OSIS gabut," balas Agatha sambil berusaha tenang.

Malam harinya, Agatha berguling-guling di kasur, "Kakak OSIS siapa aja sih?" Ia pun membuka Instagram dan mencari akun OSIS SMA XXX. "Oh, ada kak Leon, Marcello, Fiona, dan Ashley. Di antara mereka, siapa ya yang posting tweet itu?" pikirnya.

Tak lama kemudian, Marcello mengirim pesan. "Save, cel, OSIS." Agatha terkejut. "Hah, kok dia punya nomor aku sih? Cel? Mirip nama yang ada di topi."

Agatha membalas pesan itu, "Done, kak." Marcello menjawab, "Udah, gak usah dipikirin gossip yang gak penting itu."

"Makasi kak, untuk topinya dan sudah bela aku di Twitter. Tapi jangan kayak gini lagi, ya. Aku jadi enggak enak," balas Agatha.

"Gapapa, Agatha. Santai aja," ujar Marcello.

Agatha bertanya-tanya di dalam hati, "Apakah Marcello ikhlas menolongku, atau ada sesuatu yang lain? Apa jangan-jangan dia masih ingat kesalahanku yang dulu, karena tidak pakai ikat pinggang SMA?"

Dalam benak Agatha, perasaan campur aduk. Ia merasa tertarik pada Marcello, tetapi juga bingung dengan perasaannya sendiri. Mungkinkah, di balik semua ini, ada kemungkinan untuk sebuah hubungan yang lebih dari sekadar teman?

Bina Mulia Mandiri

Author & Editor

Hallo, selamat datang di Bina Mulia Mandiri

0 comments:

Post a Comment