Menginspirasi Masa Depan dengan Dedikasi dan Pengabdian

Menginspirasi Masa Depan dengan Dedikasi dan Pengabdian

Bersama Belajar, Bersama Berprestasi

Bersama Belajar, Bersama Berprestasi

Satu Langkah Kecil, Dampak Besar: Bersama Meringankan Beban

Satu Langkah Kecil, Dampak Besar: Bersama Meringankan Beban

Belajar dengan Semangat, Meraih Prestasi dengan Tekun

Belajar dengan Semangat, Meraih Prestasi dengan Tekun

Terbaru

Thursday, January 9, 2025

Implementasi Senam Anak Indonesia Hebat 2025 di Bina Mulia Mandiri

Bina Mulia Mandiri



Sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung perkembangan fisik dan mental siswa, Bina Mulia Mandiri dengan bangga mengimplementasikan program Senam Anak Indonesia Hebat 2025. Program ini secara resmi dimulai pada hari Jum`at, 10 Januari 2025

Senam Anak Indonesia Hebat merupakan program senam kesehatan jasmani yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran, melatih koordinasi tubuh, serta menanamkan nilai kedisiplinan pada siswa. Program ini diikuti oleh siswa dari seluruh jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, hingga SMP, dengan antusiasme yang tinggi.

Pelaksanaan di Bina Mulia Mandiri
Kegiatan senam dimulai pada pukul 07.30 di halaman sekolah yang luas dan nyaman. Dipandu oleh guru olahraga yang berpengalaman, siswa dengan semangat mengikuti gerakan senam yang penuh energi dan keceriaan. Kepala Sekolah, Matheus Ferry Renaldo, S.Pd., turut hadir dan memberikan motivasi kepada siswa:
"Melalui senam ini, kita tidak hanya melatih tubuh untuk sehat, tetapi juga membangun semangat kebersamaan dan kegembiraan dalam belajar."

Manfaat Program Senam
Program ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kesehatan siswa, tetapi juga membantu:

  1. Meningkatkan konsentrasi dalam belajar.
  2. Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus.
  3. Menciptakan suasana ceria di lingkungan sekolah.

Dukungan Orang Tua dan Komunitas
Bina Mulia Mandiri juga mengajak orang tua untuk mendukung pelaksanaan program ini dengan mendorong anak-anak untuk selalu aktif bergerak di rumah. Harapannya, semangat berolahraga ini menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang berkelanjutan.

Senam Anak Indonesia Hebat adalah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi generasi muda. Dengan semangat bersama, mari kita ciptakan anak-anak Indonesia yang sehat, kuat, dan berprestasi!

Bina Mulia Mandiri: Bergerak untuk Masa Depan Hebat!


Wednesday, January 8, 2025

Hari Pertama Sekolah di Bina Mulia Mandiri: Semangat Baru, Harapan Baru

Bina Mulia Mandiri

Kamis, 9 Januari 2025, menjadi momen penuh antusiasme di Bina Mulia Mandiri. Suasana ceria dan semangat terlihat di wajah para siswa dari jenjang TK, SD, hingga SMP yang memulai tahun ajaran baru dengan penuh harapan dan kebahagiaan.

Hari pertama sekolah selalu menjadi momen yang istimewa, terutama bagi siswa baru yang bergabung dengan keluarga besar Bina Mulia Mandiri. Para guru dan staf sekolah menyambut siswa dengan hangat, memastikan mereka merasa nyaman dan siap memulai perjalanan belajar mereka.

Kepala Sekolah, Mulyani, M.Pd., dalam sambutannya, menyampaikan:
"Selamat datang kepada semua siswa di tahun ajaran baru ini. Mari kita jadikan tahun ini penuh prestasi, kreativitas, dan kebahagiaan. Ingatlah bahwa di setiap langkah belajar, kalian memiliki dukungan dari seluruh guru dan staf sekolah."

Kegiatan hari pertama diawali dengan apel pagi yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru. Dalam kegiatan ini, siswa diperkenalkan pada peraturan sekolah, program unggulan, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mereka ikuti.

Bagi siswa TK, suasana hari pertama diramaikan dengan aktivitas bermain dan belajar yang dirancang untuk membangun rasa percaya diri dan keceriaan. Siswa SD memulai dengan perkenalan kelas, sedangkan siswa SMP mengikuti orientasi singkat mengenai program akademik dan kegiatan pengembangan diri.

Seluruh keluarga besar Bina Mulia Mandiri berharap, tahun ajaran baru ini membawa semangat baru untuk bersama-sama belajar, berkembang, dan mencapai cita-cita.

Selamat Tahun Ajaran Baru 2025/2026!

Monday, January 6, 2025

Persiapan Hari Pertama Sekolah di Bina Mulia Mandiri

Bina Mulia Mandiri

Menyambut tahun ajaran baru 2025/2026, Bina Mulia Mandiri telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan Hari Pertama Sekolah pada Kamis, 9 Januari 2025, dipastikan akanberjalan dengan lancar dan penuh semangat. Dengan jenjang pendidikan yang meliputi TK, SD, dan SMP, setiap elemen sekolah bekerja sama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan inspiratif bagi siswa.

1. Persiapan Lingkungan Sekolah
Tim kebersihan sekolah telah memastikan seluruh ruangan kelas, taman bermain, serta fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi bersih dan rapi. Penataan ulang ruang kelas dilakukan untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi siswa, termasuk pengaturan tempat duduk yang lebih fleksibel untuk mendukung interaksi aktif.

2. Peningkatan Kesiapan Guru dan Staf
Para guru dan staf Bina Mulia Mandiri telah mengikuti rapat persiapan yang dipimpin oleh Kepala Sekolah, Mulyani, M.Pd., untuk menyelaraskan visi dan program sekolah. Guru-guru juga telah menyusun rencana pembelajaran yang menarik untuk memberikan pengalaman belajar terbaik sejak hari pertama.

3. Pengumuman dan Informasi Penting untuk Orang Tua
Kami telah menyampaikan informasi lengkap mengenai jadwal, daftar perlengkapan sekolah, dan prosedur kedatangan kepada orang tua siswa. Harapannya, dengan persiapan yang matang dari pihak sekolah dan orang tua, Hari Pertama Sekolah menjadi momen yang menyenangkan dan bebas hambatan.

Kepala Sekolah, Mulyani, M.Pd., menyampaikan:
"Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa merasa diterima dan siap memulai perjalanan belajar mereka dengan penuh semangat. Kami percaya, persiapan yang baik adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif."

Kami mengundang seluruh siswa dan orang tua untuk bersama-sama menyukseskan hari pertama sekolah. Sampai jumpa di sekolah, dan mari kita mulai tahun ajaran baru ini dengan penuh energi dan optimisme!

Bina Mulia Mandiri: Bersama, Kita Membangun Masa Depan!

Friday, November 29, 2024

Prestasi Gemilang Siswa SMP Bina Mulia Mandiri dalam Lomba Kemampuan Pemecahan Matematis Tingkat Nasional

Bina Mulia Mandiri

Sekolah Bina Mulia Mandiri dengan bangga mengumumkan keberhasilan salah satu siswa SMP kami, 

Angel Christiani Wijaya

yang berhasil meraih Juara 1 dalam Lomba Kemampuan Pemecahan Matematis tingkat SMP/Sederajat Se-Indonesia. Prestasi ini menjadi bukti nyata dari kerja keras, dedikasi, serta pembinaan yang konsisten di sekolah kami.

Lomba bergengsi yang diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia ini menguji kemampuan siswa dalam menganalisis dan memecahkan masalah matematis secara kreatif dan efektif. Keberhasilan Angel merupakan hasil dari ketekunan belajar yang didukung oleh bimbingan guru dan dukungan keluarga.

Selain Angel, dua siswa lainnya dari SMP Bina Mulia Mandiri, yaitu 

Vanessa Hermawan dan Cherryl Bella Kusuma 




juga menunjukkan kemampuan luar biasa mereka dengan berhasil melaju hingga tahap Semi-Final. Kami sangat mengapresiasi perjuangan dan semangat yang mereka tunjukkan selama kompetisi.

Kepala Sekolah SMP Bina Mulia Mandiri, Matheus Ferry Renaldo, S.Pd, menyampaikan rasa bangganya:
"Prestasi ini adalah bukti nyata bahwa siswa-siswi kita mampu bersaing di tingkat nasional. Kami berharap keberhasilan ini dapat menjadi motivasi bagi siswa lainnya untuk terus mengukir prestasi di berbagai bidang."

Kami mengucapkan selamat kepada Angel, Vanessa, dan Cherryl atas pencapaian mereka. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi dan semangat bagi seluruh keluarga besar Bina Mulia Mandiri untuk terus berkarya dan berprestasi.

Saturday, October 5, 2024

Long Journey with You #2

Bina Mulia Mandiri

 Long Journey with You 

Karya : Angel Christiani Wijaya


            Terlihat dari dahinya yang selalu mengerut, seorang ga dis berusia 16 tahun kebingungan mendengarkan penjelasan guru matematika galak tersebut tanpa jeda sejak satu jam yang lalu. Nama gadis itu Caitlyn Axera, hanya siswi biasa yang selalu berada di zona nyamannya,

“jadi hasilnya itu 4 ya”

Setelah menjelaskan, keluarlah kata-kata ajaib yang dapat membuat seluruh siswa berkeringat, “Kalau sudah mengerti semua, 4 orang maju ke depan mengerjakan soal di papan tulis ya”

Seluruh siswa langsung lemas ketika sang guru menulis soal di papan tulis. Setelah selesai memanggil 4 siswa, Louise, Aurora, Januar dan... Caitlyn, para siswa tersebut bangkit dari kursinya masing-masing menuju papan tulis tanpa semangat. 5 menit berlalu begitu saja, satu persatu murid di depan selesai mengerjakan soal di papan tulis, kecuali... Caitlyn dan Januar,

“Januu, gaada niatan mau bantuin aku gitu?”

Januar Pramuja, laki-laki itu hanya menatap soal Caitlyn sejenak lalu menaruh spidol dan kembali ke tempat duduknya tanpa ada sedikitpun niat untuk membantu Caitlyn. Di saat seperti ini Caityln berpikir kenapa ia tidak bolos saja tadi pagi. Sang guru memperhatikan jawaban 3 siswa dan siswi lain sambil mengangguk-angguk lalu beralih pada Caitlyn,

“Kamu, bagaimana? tidak bisa ya?”, dengan malu Caitlyn menjawab, “Saya kurang ngerti, bu”

            Perkataan Caitlyn membuat sang guru menghela nafas kasar dan menyuruhnya untuk kembali ke tempatnya. Bohong bila Caitlyn tidak malu, ini hari pertama mereka melakukan kegiatan belajar mengajar namun kenapa hanya dia yang tidak bisa mengerjakan soal tersebut?

Sesampainya ia di rumah, tidak ada hal baru yang ia lakukan. Setelah menyimpan tas ia hanya berbaring di kasur dan menatap langit-langit sambil berpikir,

“Kalau dipikir-pikir, kegiatan aku ga seru banget ya? Sekolah, makan, mandi, tidur, gapernah ngelakuin hal-hal yang lain”

Semasa SMP, Caityln selalu melakukan hal sama setiap hari, menurutnya ini melelahkan dan membosankan, hidupnya terlalu monoton karena tidak ada teman yang bisa menumbuhkan semangatnya untuk belajar dan melakukan hal lain.

“Dari sekian banyaknya mata pelajaran, Cuma nilai bahasa inggris doang yang bagus?”

Walau begitu, Caitlyn tetap berusaha bertahan di sekolah ini sebisanya. Sampai tak terasa ia kini sudah kelas akhir di jenjang SMA. Setelah pelajaran terakhir selesai, tepat ukul 5 sore, bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, Caitlyn bergegas memasukkan seluruh alat tulis dan buku-bukunya ke dalam tas. Namun, rencana Caitlyn untuk pulang lebih awal mungkin hilang,

“Kamu Caitlyn ya? Wali kelas titip pesan ke aku buat minta kamu ke ruang guru.” Caitlyn mengangguk dan berterimakasih sebelum meninggalkan Aurora menuju ruang guru. Sampai di sana, ia melihat Januar pun sedang berbincang dengan wali kelasnya,

“Bapak panggil saya?”, Caitlyn berjalan sambil bertanya-tanya, apa ada masalah?

“Ini, lihat nilai matematika kamu”, Guru tersebut menyerahkan selembar kertas berisi nilai-nilai Caitlyn dari kelas 10 dan 11

“Bapak senang melihat peningkatan nilai kamu, tapi bisa kamu lihat nilai matematikamu sangat kurang Caitlyn. Bapak sudah memberitahumu sejak kelas 11 awal agar kamu bisa meningkatkan nilai matematikamu, tapi ternyata nilaimu tidak meningkat.” Caitlyn melihat lembar-lembar nilainya dengan sedih, karena satu-satunya nilai yang di bawah rata-rata hanya nilai matematikanya,

“Januar, nilai bahasa inggrismu juga di bawah rata-rata.” Berbeda dengan Caitlyn yang raut wajahnya terlihat sedih, Januar tidak memperlihatkan ekspresi sedih, dia hanya menghela nafas,

“Bapak memanggil kalian berdua, karena Bapak berharap kalian bisa belajar bersama.” Namun kali ini, ekspresi terkejut muncul dari raut wajah mereka berdua,

“Caitlyn, nilai bahasa inggrismu paling bagus diantara teman-teman yang lainnya, begitu juga dengan nilai matematika Januar. Bapak harap kalian bisa belajar bersama agar bisa meningkatkan nilai kalian ya?” Tidak pernah melakukan percakapan dan interaksi sama sekali sejak pertama kali bertemu, tapi sekarang harus belajar bersama? Ini isi pikiran Caitlyn sejak mendengar perkataan wali kelasnya,

“Bapak hanya ingin menyampaikan itu, sekarang kalian sudah bisa pulang ke rumah.” Setelah itu Januar menunduk memberi hormat pada gurunya sebelum meninggalkan ruang guru dan Caitlyn yang masih dengan raut wajah terkejut.

 

            Saat sampai di rumah, satu detik setelah Caitlyn membaringkan tubuhnya di kasur, suara notifikasi handphone nya berbunyi tanda ada pesan yang masuk,

 

            Ting!

0821-****
mau belajar dimana?

 

Kening Caitlyn berkerut, ini siapa sih? Gaada salam dulu gitu? Orang minta sumbangan aja salam dulu. Namun ide jahil terlintas di kepala Caitlyn,

 

Pulsa tdk cukup utk menerima SMS dr bank?
Ketik REG utk aktifkan Paket Darurat
(SMS Banking, Rp1000/SMS, Max 5 SMS/hari).
BAYAR NANTI saat isi pulsa. SKB!

0821-****
Caitlyn.

Ini siapa sih?
maling aja kalo mau nyolong permisi dulu!

0821-****
Januar, ini nomor gw

Salam dulu!

0821-****
Selamat sore yang mulia ratu, maaf mengganggu
Apakah yang mulia bersedia
untuk belajar malam ini?

Yahh tapi maaf ya, ratumu ini lagi sibuk bgt.

Kucink Gawronk!
Lo tuh malesan banget ya?

Ku butuh istirahat yaa? Pliss, Janu

Kucink Gawronk!
Jam 6 gw jemput harus udah siap

Heh! seenaknya banget bikin jadwal,
kamu pikir semua didunia ini bisa dadakan kayak tahu bulat?

 

            Namun pesan terakhir Caitlyn hanya bercentang abu-abu, yang artinya tidak dibaca oleh si penerima. “Ja nu ar pra mu ja, orang paling aneh satu dunia. Padalah kalo mau ngajak ngajak itu minimal 1 minggu sebelumnya, princess ini kan sibuk!”

            Belum 5 menit Caitlyn mengoceh, suara mobil Januar sudah terdengar di balik pagar rumahnya membuat Caitlyn panik karena belum sempat bersiap-siap. Akhirnya dia keluar dengan kaos putih polos dibalut cardigan cokelat dan jeans hitam, tidak lupa totebag berisi buku juga alat tulisnya.

            “Emang boleh semobil berdua? Kita kan belum muhrim tahu”
            “Terus mau lo naik apa? Buraq?” Caitlyn memperlihatkan cengirannya, “Orang pinter bisa ngelawak juga ya? Hehe”

            Setelahnya tidak ada yang memulai percakapan, Januar fokus pada kegiatan menyetirnya sedangkan Caitlyn sibuk mencari tahu apa itu Buraq.

            Sekitar 30 menit, akhirnya mereka sampai di perpustakaan. Mereka masuk dan menyewa 2 meja belajar selama 4 jam. Karena area belajar ada di lantai 2, jadi mereka pergi kesana dan mulai sesi pertama belajar mandiri mereka.

            “I dance, you dance, he dances?”
            “Iya, emang pick me he she it tuh”

 

            “49 dikurang 7 berapa?”
            “42 lah”
            “Kenapa lo tulis 800?”
            “Lah iya”

 

“Kenapa ginjal ada dua?”
“Kalau yang satunya rusak, tubuh masih bisa bekerja dengan baik”
“Salah, kalau cuma satu namanya ganjil. Kenapa gurame suka bergerombol?”
“Lo serius tanya gituan?”
“Salah, karna kalau sendirian namanya gusepi”

 

            “Januu, kalau soal ini gimana?” Caitlyn memberikan secarik kertas soal matematika yang ia temukan. Setelah Januar melirik soal tersebut, ia tersenyum tipis, “Lo mau ngerjain gue ya?” tebak Janu, tapi Caitlyn mengelak dengan cepat “Enggak lah!”

9x – 7i > 3 (3x – 7u), ini adalah soal yang Caitlyn tanyakan pada Januar. Januar mengambil alih kertas tersebut dan mulai menjelaskan,

“ini harus dikaliin dulu pake sifat distributif aljabar, jadi 9x – 7i > 9x – 21u. Terus kita pindah ruas, kalau pindah ruas diapain?” Januar bertanya untuk memastikan Caitlyn mengerti apa yang ia kerjakan.

“Disayang” celetuk Caitlyn asal, Januar menyentil pelan dahi Caitlyn yang membuat korbannya mengaduh sakit, “Sakit Janu!”

“Otak lo tuh ya, karna pindah rusa jadi 9x nya minus. 9x dikurang 9x berarti 0 > 7i – 21u,” Caitlyn mengangguk saja asal Januar tahu ia mengerti. Tak lama Januar menulis hasilnya di kertas tersebut, “i < 3u, ngerti?” Caitlyn melirik Januar menunggu reaksi apa yang akan keluar, “Caitlyn, ngerti ga?”

Saat ditanya untuk yang kedua kalinya, wajah jahil dan penasaran Caitlyn digantikan oleh wajah masam, “kamu ga salah fokus sama jawabannya gitu?”

“Kenapa harus salah fokus? Tujuh i kurang dari tiga u, itu jawabannya.” Mendengar jawaban yang tidak sesuai dengan ekspetasinya, Caitlyn menutupi wajahnya dengan buku dan melipat tangannya di perut dan duduk dengan posisi tubuh yang sedikit merosot ke bawah.

 

 

 

 

            Malam itu Januar benar-benar dibuat pusing oleh tingkah random Caitlyn, selain tingkahnya, Caitlyn juga suka menggambar random. Misalnya sekarang Caitlyn menggambar asal pemandangan langit dan bola berbentuk bumi dengan tambahan senyum lucu, “Janu liat! Bumi nya aku, langitnya kamu. Karna kalau aku capek, rasa capek itu bisa hilang kalau lihat langit!” Kertas tersebut Caitlyn selipkan di buku pelajaran, dia asyik sendiri memandang hasil karya nya dengan senyumnya yang tak kunjung luntur.

Namun ekspresi senyuman Caitlyn seketika berubah menjadi ekspresi panik karena ia melihat darah keluar dari hidung Januar, “eh hidung kamu!” Caitlyn mengambil tisu dan menyumbat hidung Januar agar pendarahannya berhenti.

            “Kok kamu mimisan?” tanya Caitlyn, “Cuma mimisan, karena terlalu cape” Januar menjelaskan.

            Setelah kejadian Januar mimisan, sesi belajar malam itu akhirnya selesai karena Caitlyn yang meminta Januar untuk pulang lebih awal agar laki-laki itu bisa beristirahat.

 

            Satu bulan, dua bulan berlalu, semakin hari Caitlyn semakin menguasai pelajaran matematika begitu juga Januar yang mulai menguasai pelajaran bahasa inggris. Bonusnya, hubungan mereka pun semakin dekat.

 

*10 Bulan kemudian

 

Semua orang bahagia hari ini, mereka akhirnya bisa lulus dari sekolah ini. “Semoga para siswa yang telah lulus dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang tertinggi dan mengamalkan ilmunya demi kehidupan yang lebih baik. Mari kita beri tepuk tangan yang paling meriah untuk anak-anak kita yang telah lulus!” Seluruh orang tua murid bertepuk tangan dengan meriah karena merasa bangga melihat anak nya sudah lulus Sekolah Menengah Akhir.

            Ini adalah momen yang paling berat untuk Caitlyn, karena ia tahu setelah lulus, Caitlyn dan Januar akan sulit bertemu, “Kamu beneran mau kuliah di luar negri?” Caitlyn masih berharap Januar berbohong,

            “Iya, mama papa minta gue buat kuliah di sana” Bukan kemauan Januar untuk kuliah di luar negri, namun itu permintaan orang tua nya yang tidak bisa ia bantah.

            “Gue gabisa janji untuk pulang lagi ke lo. Tapi gue bisa janji kita bakal ketemu lagi, Caitlyn.”

            Walau sejujurnya Caitlyn kurang paham maksud dari perkataan Januar, tapi Caitlyn hanya fokus pada kata-kata Januar yang berjanji “kita bakal ketemu lagi, Caitlyn.” Caitlyn hanya berdoa semoga Januar bisa sampai dan kembali dengan selamat.

 

            11 tahun yang berat sudah Caitlyn jalani tanpa pernah berkomunikasi atau bertemu dengan Januar, karena setelah pergi keluar negeri, nomor Januar tidak lagi aktif. Dirinya juga menyesal tidak bisa mengantar Januar ke bandara karena jadwal kuliahnya bentrokan dengan waktu Januar berangkat.

 

“Halo adik kecil? Kamu sakit apa nak?” Caitlyn kini bukan lagi siswi, namun Dokter anak berusia 29 tahun. Ia bertanya kepada anak laki-laki berusia 4 tahun yang sedang duduk di depan Caitlyn sambil memegang tisu di hidungnya,

            “Hidungku berdarah terus Aunty, Miss suruh aku kesini untuk di cek” anak tersebut menjelaskan.

            “Coba kita cek dulu yaa?” Mimisan membuat Caitlyn mengingat seseorang, Namun ia tidak boleh memikirkan hal lain, kini ada pasien yang harus ia tangani. Setelah di cek, Ternyata anak ini hanya terlalu lelah, Namun Caitlyn menyarankannya untuk pulang ke rumah karena suhu tubuhnya lumayan tinggi,

            “Kamu pulang aja ya? Karena suhu tubuh kamu tinggi, kamu harus banyak istirahat dan minum air putih yang cukup okai?” Caitlyn menjelaskan kepada anak itu dengan kata-kata yang mudah dimengerti. “Hafal nomor orang tua kamu ga? Mau dokter telfon boleh?” Caitlyn sudah mengambil ponsel nya, namun anak itu langsung bangkit dari kursi nya dan berlari ke arah pintu sambil berteriak riang, “Papaa!”

Dan saat Caitlyn menoleh, ia langsung mengingat tidak banyak berubah darinya, hanya saja kini senyumnya lebih mudah terlihat, “Januar?”

 

Januar menepati janjinya agar ia dan Caitlyn bisa bertemu lagi, semesta juga mengabulkan permintaan Caitlyn agar Januar bisa pergi dan kembali dengan selamat. Namun ia lupa meminta Tuhan agar dia dan Januar dipersatukan kembali, kini ia teringat pada kata-kata Januar yang tidak ia mengerti, “Gue gabisa janji untuk pulang lagi ke lo, tapi sekarang janji gue buat ketemu sama lo udah lunas, Caitlyn.”

 

Kamu itu layaknya langit yang kelihatannya dekat tapi nyatanya jauh. Terlihat dekat untuk dilihat, namun terlalu jauh untuk digapai.

15?

Bina Mulia Mandiri

 

15?

”Pada Kenyataannya Kita Hanya Sebatas Bertemu, Bukan untuk Bersatu”

Karya : Anggun D.F.Hia

Kelas 9 2024



Agatha, seorang gadis paling ceria di SMA XXX, memiliki banyak teman, tetapi ada satu orang yang sangat dekat dengannya, yaitu Alesha. Suatu malam minggu, saat teman-temannya sibuk dengan pacar masing-masing, Agatha merasa kesepian. Ia merebahkan diri di kasur sprei Barbie favoritnya sambil merenung, "Main game aja deh, daripada nunggu Alesha selesai, malam minggu ini pasti curhatan aku tidak dibalas-balas."

Setelah beberapa saat bermain game, Agatha semakin merasa bosan. "Hidupku kok gini-gini aja, bosen banget. Pacar nggak ada, gebetan pun nggak ada. Apa nggak ada yang mau dekat sama aku?"

Tiba-tiba, notifikasi di handphone-nya berbunyi.

Zeo: "Broo, mabar yuk! Gua gendong!" 

Agatha: "Gak mau, main sendiri aja." 

Zeo: "Nanti gak ada yang gendong lagi buat push rank." 

Agatha: "Gak peduli."

Dalam hatinya, Agatha berpikir, bagaimana orang mendekatinya jika ia sendiri tidak mau didekati?

Keesokan harinya, saat MPLS di SMA XXX, Agatha terbangun terlambat, hanya memiliki waktu 20 menit untuk bersiap-siap. Begitu sampai di sekolah, ia dihukum oleh kakak OSIS, Marcello, karena tidak mengenakan ikat pinggang SMA. "Besok jangan sampai terulang lagi, ya," ujar Marcello tegas.

"Iya kak, maaf ya. Besok pakai ikat pinggang SMA," jawab Agatha canggung. Sejak saat itu, Agatha merasa canggung setiap kali berpapasan dengan Marcello.

Untungnya, Agatha mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Ia berteman dengan Chloe dan Leah. Leah adalah anak yang populer di sekolah karena sering menyumbang untuk kegiatan sekolah. Namun, gossip tentang Agatha yang "sok asik" dengan anak-anak populer itu menyebar hingga ke telinga Marcello.

Satu minggu yang lalu, saat Agatha tidak membawa topi untuk Upacara Bendera, ia menemukan sebuah topi dengan tulisan "cel" di dalam lokernya. "Hah, cel? Siapa ya? Rasanya aku belum kasih nama pada topi ini. Kayaknya ada yang mau ngerjain aku deh." Meskipun bingung, ia terpaksa mengenakan topi tersebut agar tidak dihukum.

"Sekarang anak yang pakai sabuk SMP itu dekat sama Leah, mantan gua?" ujar Marcello kepada teman-teman OSIS-nya. "Emang, anak itu centil," jawab Jerome. "Gua lihat, anaknya lucu, enggak gitu?" tanya Marcello. "Cinta ya lo sama anak itu?" Leon menimpali sambil tertawa. "Kayaknya sih," jawab Marcello. "Kejar mumpung jomblo!" seru Fiona.

Di siang hari, di Twitter OSIS, ada postingan yang menyatakan, "Untuk rumor yang tentang Agatha pansos ke Leah itu bohong ya. Dia gak ada niat pansos ke siapapun." Postingan itu mendapat banyak like dari siswa-siswa SMA.

"Ehemm, ada yang bela tuh di Twitter," kata Chloe kepada Agatha. Wajah Agatha memerah mendengar itu. "Biasa aja deh, paling kakak OSIS gabut," balas Agatha sambil berusaha tenang.

Malam harinya, Agatha berguling-guling di kasur, "Kakak OSIS siapa aja sih?" Ia pun membuka Instagram dan mencari akun OSIS SMA XXX. "Oh, ada kak Leon, Marcello, Fiona, dan Ashley. Di antara mereka, siapa ya yang posting tweet itu?" pikirnya.

Tak lama kemudian, Marcello mengirim pesan. "Save, cel, OSIS." Agatha terkejut. "Hah, kok dia punya nomor aku sih? Cel? Mirip nama yang ada di topi."

Agatha membalas pesan itu, "Done, kak." Marcello menjawab, "Udah, gak usah dipikirin gossip yang gak penting itu."

"Makasi kak, untuk topinya dan sudah bela aku di Twitter. Tapi jangan kayak gini lagi, ya. Aku jadi enggak enak," balas Agatha.

"Gapapa, Agatha. Santai aja," ujar Marcello.

Agatha bertanya-tanya di dalam hati, "Apakah Marcello ikhlas menolongku, atau ada sesuatu yang lain? Apa jangan-jangan dia masih ingat kesalahanku yang dulu, karena tidak pakai ikat pinggang SMA?"

Dalam benak Agatha, perasaan campur aduk. Ia merasa tertarik pada Marcello, tetapi juga bingung dengan perasaannya sendiri. Mungkinkah, di balik semua ini, ada kemungkinan untuk sebuah hubungan yang lebih dari sekadar teman?

Peri dan Sang Putra Mahkota

Bina Mulia Mandiri

 

Peri dan Sang Putra Mahkota
Karya : Cecilia Ludmilla Ange

Kelas 9 2024



Suatu hari di sebuah hutan yang subur dan cerah, hiduplah sebuah keluarga peri yang penuh kebahagiaan. Ayah peri bernama Alex, ibu peri bernama Faley, dan anak mereka yang ceria, Kaley, bersama peliharaannya yang unik, seekor kecoa bernama Kucih. Di hutan itu, berbagai hewan, seperti kucing, selalu menemani Kaley bermain dan berpetualang, menciptakan ikatan persahabatan yang erat. Setiap hari, mereka melakukan berbagai kegiatan bersama, mulai dari mencari makanan hingga mengumpulkan daun-daun berwarna cerah.

Suatu malam, berita menggembirakan datang dari raja hutan, yaitu Singa. Dia mengumumkan bahwa anak singa bernama Dethia akan merayakan ulang tahunnya, dan keluarganya akan mengadakan pesta besar untuk merayakannya. Setiap tahun, raja hutan selalu mengadakan pesta, baik untuk ulang tahun, syukuran, atau merayakan keberhasilan yang layak dipestakan. Raja yang bijaksana ini dikenal baik hati, tidak pernah memandang rendah warganya, meskipun ia adalah makhluk yang sangat kaya dan kuat.

Saat keluarga peri menerima undangan pesta dari raja hutan, mereka meluapkan kegembiraan. "Wow, kita harus mempersiapkan segalanya!" seru Kaley. Mereka mulai menyiapkan berbagai keperluan, seperti pakaian yang akan mereka kenakan dan riasan yang akan dipakai di pesta nanti. Pesta akan dilaksanakan dalam dua minggu lagi, tetapi warga hutan sudah tidak sabar ingin segera hadir. Rasa antusiasme memenuhi udara saat semua makhluk di hutan bersiap untuk merayakan.

Kaley, yang sangat senang, ternyata menyimpan rasa istimewa untuk Dethia, putra mahkota singa. Hubungan mereka telah terjalin sejak lama, saat mereka bertemu di pesta pernikahan kakak Dethia. Dethia terpesona oleh kecantikan Kaley, dan Kaley terkesima dengan keberanian Dethia yang pernah menyelamatkannya dari ancaman pembunuh bayangan yang menakutkan. Dengan kekuatan yang diwarisi dari ayahnya, Dethia berhasil mengalahkan makhluk menakutkan itu, dan dari situlah benih cinta mereka mulai tumbuh.

Namun, hubungan mereka tetap menjadi rahasia. Mereka takut bahwa keluarga Dethia, yang dikenal sangat pemilih, tidak akan merestui cinta mereka. Kaley sering kali merasa tidak percaya diri, terutama ketika mendengar gosip dari teman-teman. Ketika dia menceritakan hubungan mereka kepada Kucih, teman baiknya, Kucih justru merasa khawatir. "Kaley, hati-hati! Keluarga singa mungkin tidak akan setuju," nasihatnya.

Walaupun sering kali Kaley meminta putus, Dethia selalu berusaha meyakinkannya. "Kita bisa melalui ini bersama," ujarnya dengan penuh keyakinan. "Kita akan berdoa agar kedua keluarga kita bisa saling menerima."

Pesta semakin dekat, dan semua makhluk di hutan berbondong-bondong ke pasar untuk membeli pakaian terbaik dan hadiah mewah untuk raja dan Dethia. Namun, di balik kegembiraan itu, banyak gadis hutan lain yang juga menyukai Dethia. Mereka berusaha menarik perhatian sang putra mahkota dengan berbuat baik kepada keluarganya dan berdandan cantik.

Namun, Dethia hanya memiliki hati untuk Kaley. Di dalam hatinya, dia merencanakan untuk mengumumkan hubungan mereka di tengah pesta. Dia ingin semua makhluk di hutan tahu bahwa Kaley adalah pujaan hatinya.

Malam pesta tiba. Dengan berani, Dethia berdiri di hadapan semua warga hutan dan mengungkapkan perasaannya. "Aku mencintai Kaley!" teriaknya dengan penuh semangat. Suasana menjadi hening sejenak, kemudian terdengar desisan dari gadis-gadis yang tidak setuju, merasa tersakiti oleh pengumuman itu.

Kaley terkejut dan merasa ketakutan. Di tengah kerumunan, gadis-gadis yang iri hati mulai menculiknya dan mengurungnya di suatu tempat. Dethia dan keluarganya sangat panik ketika mengetahui bahwa Kaley telah diculik oleh gadis-gadis tersebut.

Dengan keberanian yang membara, Dethia bertekad untuk menemukan Kaley. Dia mencari ke seluruh hutan, dan berkat bantuan teman-teman dan keberanian yang diwariskan dari ayahnya, dia akhirnya menemukan Kaley. Dalam pelukan yang hangat, mereka berjanji untuk tidak lagi menyembunyikan cinta mereka dan siap menghadapi apapun yang akan datang, bersatu menghadapi semua tantangan yang ada di depan mereka

Akhirnya, setelah menghadapi berbagai rintangan, Dethia dan Kaley menikah dalam sebuah upacara yang penuh kebahagiaan, dikelilingi oleh teman-teman dan keluarga, serta semua makhluk di hutan yang merayakan cinta mereka yang tak terpisahkan.

 

---

Guru dan Staf

  • Dani Tommy Lantu, M.AKepala Yayasan Bina Mulia Mandiri
  • Matheus Ferry, S.PdKepala Sekolah SMP Bina Mulia Mandiri
  • Mulyani, M.Pd Kepala Sekolah SDS Bina Mulia Mandiri
  • Charen Ancelly, S.PsiKepala Playcare
  • Sherly Wills, S.SKepala Sekolah TK Bina Mulia Mandiri
  • Dessi Christina N.K., S.PdGuru
  • Heni SetiawatiGuru
  • Tina Panjaitan, S.Pd Guru
  • Dadang Anugrah Pangestu, S.PdGuru
  • Geraldi Valeska Heryadi Putra, S.PdGuru
  • Yusup PadilahGuru